Powered By Blogger

Sabtu, 09 Juni 2012

Sapta Rsi


A. Sapta Rsi

ö    Maharsi Grtsamada
Maha Resi Grtsamada adalah maha Resi yang dihubungkan dengan turunnya sloka-sloka Weda, Rg. Weda, terutama mandala II. Hanya sayangnya sejarah kehidupan Maha Resi Grtsamada tidak banyak diketahui. Dari beberapa cukilan kita ketahui bahwa beliau adalah keturunan dari Sunahotra dari keluarga Angira. Anehnya didalam catatan lainnya kita jumpai bahwa Grtsamada lahir dari keluarga Bhrgu sehingga dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa nama Grtsamada sejarahnya tidak dapat diketahui dengan pasti. Beliau dikatakan putra Senaka, salah seorang Maha Resi terkenal pula pada zaman itu. Bahkan didalam kitab Mahabharata terdapat cerita yang menyebutkan bagaimana Maha Resi Senaka merupakan Maha Resi terhormat dalam sejarah Hindu. Grtsamada adalah keturunan dari Senaka yang terkenal ini. Adapun Sunahotra dikatakan juga kelompok keluarga Bharadwaja keluarga mana juga terkenal sebagai Maha Resi penerima Wahyu. Dari uraian ini ada tanda-tanda yang membuktikan bahwa Grtsamada adalah anggota keluarga yang sama dengan Maha Resi Bharadwaja yang kemudian banyak dihubungkan dengan nama-nama Bhagawan Bhrgu. Keluarga Bhrgu ini adalah keluarga yang namanya banyak disebut-sebut. Dari Grtsamada lahir putra bernama Kurma. Lebih dari pada itu tentang cerita keluarga ini tidak banyak diketahui kecuali dikatakan bahwa ada pula terdapat sloka-sloka yang diturunkan melalui Putra-putra beliau.

ö    Maharsi Wiswamitra
Wiswamitra adalah Maha Resi yang kedua yang banyak disebut-sebut. Dan catatan yang ada diduga beliau menerima Wahyu yang kemudian dihimpun dalam Weda. Seluruh mandala III diduga berasal dari keluarga Maha Resi Wiswamitra.
Kitab mandala III ini terdiri atas yang terdiri atas beberapa pasal. Ada pula yang mengatakan bahwa diantara pasal-pasal itu diturunkan melalui Kusika putra dan Maha Rsi Isiratha. Cerita lain mengemukakan bahwa Wiswamitra adalah putra Musika. Karena itu dapat diduga bahwa sloka-sloka Weda mandala II ini ada yang diturunkan sebelum Wiswamitra yang kemudian oleh Wiswamitra menggabungkannya dengan sloka-sloka yang diterima olehnya dalam satu mandala. Hubungan antara ketiga nama ini menunjukkan bahwa antara Isiratha dan Wiswamitra adalah satu keluarga. Ada pembuktian lain yang menunjukkan adanya sloka-sloka yang telah diturunkan melalui Prajapati sedangkan Prajapati dikatakan putra dan Wiswamitra. Sayangnya seluruh sloka-sloka keluarga Wiswamitra tidak banyak diketahui. Kalau kita perhatikan dua sukta terakhir ada petunjuk yang menunjukkan bahwa mantra-mantra itu diturunkan melalui Maha Resi Yamadagni, sedangkan hubungan antara Maha Resi Yamadagni dengan maha Resi Wiswamitra tidak banyak diketahui, sehingga sulit untuk memastikannya. Hal lain yang perlu diketahui tentang Wiswamitra ialah sehubungan dengan kedudukan Wiswamitra bukan sebagai Brahmana, tetapi sebagài Kesatria atau golongan penguaasa yang kemudian terkenal sebagai Maha Resi. Dalam sejarah agama Hindu nama Wiswamitra banyak disebut-sebut. 

ö    Maharsi Wamadewa
Wamadewa dihubungkan dengan sloka-sloka dalam Mandala IV didalam sloka-sloka Rg. Weda itu. Hanya sayang riwayat hidup Wamadewa banyak diketahui. Hampir semua mantra-mantra yang terdapat dimandala IV dikatakan diterin oleh Wamadewa. Hanya dinyatakan salah satu dari pada mantra yang terpenting yaitu Gayatri tidak terdapat didalam mandala IV tetapi diletakkan di Mandala III. Didalam cerita dikatakan bahwa Malia Resi Wamadewa telah mencapai penerangan sempurna sejak masih berada dalam kandungan ibunya. Diceriterakan bahwa semasih dalam kandungan Wamadewa berdialog dengan malaekat Indra dan Aditi. Rupanya ceritera tentang dialog ini dihubungkan dengan kedudukan Wamadewa yang telah dianggap mencapai kesucian, sehingga Wamadewa dilahirkan tidak melalui saluran biasa. Hanya itulah ceritera yang kita peroleh tentang Wamadewa sebagai Maha Resi. 

ö    Maharsi Atri
Maha Resi Atri banyak dirangkaikan dengan turunnya sloka-sloka yang dihimpun dalam Mandala V. Tetapi sebagai Maha Resi, Atri tidak banyak dikenal. Ada banyak dugaan yang membuktikan bahwa nama Atri dan keluarganya banyak dirangkaikan dengan turunnya wahyu-wahyu. Nama Atri juga dihubungkan dengan keluarga Angira. Nama-nama yang banyak disebutkan didalam Mandala ini adalah, Dharuna, Prabhuwasu, Samwarana, Ghaurawiti. Putra Sakti dan Samwarana, putra Prájapati. Didalam mandala ini terdapat 87 Sukta. Däri 87 ini 14 sukta diturunkan melalui Atri sedangkan Lainnya diturunkan melalui keluara Atri Dalam catatan yang ada, anggota keluarga Atri yang dianggap sebagai penerima Wahyu.

ö    Maharsi Bharadwaja
Mandala VI tergolong himpunan sloka-sloka yang diturunkan melalui Maha Resi Bharadawja. Buku ini memuat 75 sukta. Menurut otensitasnya tampaknya lebih tua dari buku yang ke V, tetapi dalam urutan ditetapkan sesudah buku ke V. Hampir seluruh isi mandala VI ini dikatakan kumpulan dari Bharadwaja, hanya sedikit saja yang diduga turun dari keluarganya, antara lain disebut nama Sahotra dan Sarahotra.
Nama-nama lainnya seperti Nara, Gargarjiswa, yang merupakan keluarga dari Bharadwaja termasuk pula sebagai penerima wahyu.
Diceriterakan Bharadwaja adalah putra Brhaspati. Akan tetapi kebenaran tentang cerita ini belum dapat dipastikan, karena disamping nama Bharadwaja terdapat pula nama Samyu yang dianggap sebagai putra Brhaspati, sedangkan hubungan antara Samyu dan Bharadwaja tidak diketahui. 

ö    Maharsi Wasistha
Seluruh buku ke VII dianggap merupakan himpunan yang diturunkan melalui Maha Resi Wasista, atau keluarganya. Putra Maha Resi Wasista bernama Sakti. Dari catatan yang ada seperempat dari mandala VII diturunkan melalui putranya. Tentang keluarga Wasista tidak banyak kita kenal. Didalam Mahabharata nama Wasista sama terkenalnya dengan Wiswamitra. Didalam ceritera itu Maha Resi Wasista bertempat tinggal di hutan, “KAMYAKA” ditepi sungai Saraswati.

ö    Maharsi Kanwa
Maha Resi Kanwa merupakan Maha Resi yang ke 7 yang banyak disebut-sebut namanya. Maha Resi ini dianggap penerima wahyu yang dihimpun kemudian yang merupakan buku yang ke VIII yang isinya macam-macam. Buku ke VIII ini sebagian besar memuat sloka-sloka yang diturunkan melalui keluarga Kanwa sedangkan Maha Resi Kanwa sendiri menerima sebagian kecil saja. Maha Resi Kanwa inilah yang ceriteranya hanyak disebut-sebut didalam kisah cintanya Sakuntala, sebagaimana diceriterakan sastrawan Kalidasa. Disamping nama Kanwa terdapat pula Bhagawan Kasyapa putra Maha Resi Marici. Maha Resi Kanwa sendiri berputra Praskanwa. Disamping sloka-sloka yang seolah-olah tiap-tiap mandala itu merupakan kelompok sendiri, yang sulit ditentukan adalah mandala-mandalanya. Disamping itu masih ada banyak nama-nama yang dihubungkan dengan Mandala VIII ini seperti Gosukti, Aswasukti, Pustigu, Bhrgu, Manu Waiwasa Nipatithi dsbnya.


 
B. Sloka Udyoga Parwa 33.78

Bunyi Sloka Udyoga Parwa 33.78 :
Saddosah puruseneha
hatavya bhutimicchata
nidra tandra bhayam
krodham alsyam dirgasutrata
(Udyogaparva. 33.78)

Artinya :
Orang yang menginginkan hidup sejahtera di dunia ini, hendaknya meninggalkan enam sifat-sifat yang tidak baik yaitu suka tidur (nidra), malas (tandra), selalu takut (bhaya), marah (krodha), tidak bersemangat (alasaya), suka mengulur waktu untuk menyelesaikan pekerjaan (dirgasutrata).


C. Kisah cerita Kitab Swargarohana Parwa :

Dikisahkan bagaimana sang yudistira yg diangkat naik ke surga lebih baik memilih pergi ke neraka daripada tinggal di surga dengan para korawa. Di surge dia tidak mau menemui saudara-saudaranya, para pandawa dan dewi dropadi. Maka yudistirapun berangkat ke neraka dan sesampainya ia melihat saudara-saudaranya sengsara dan iapun   merasa sedih. Tetapi tiba-tiba surga berubah menjadi neraka dan neraka tempat mereka berada berubah menjadi surga. Ternyata para pandawa dan dropadi pernah berdosa sedikit sehingga harus dihukum. Sedangkan para korawa pernah berbuat baik sedikit tetapi perbuatan jahatnya jauh lebih banyak , sehingga beginilah hukumannya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar